Selasa, 13 Mei 2014

Contoh Naskah Drama Bahasa Indonesia (9 orang)


Pengorbanan Terindah

BABAK I
Di kamar ayah dan ibu.
Adegan 1
Pak Edi terbaring lemah di tempat tidur.
Pak Edi : Bu ... Ibu ... (teriak bapak sambil batuk)

Adegan 2
Masuklah Bu Karisma ke kamar tersebut.
Bu Karisma : Iya, ada apa, Pak? (menghampiri dan duduk di kursi)
Pak Edi : Bapak waktunya minum obat, Bu. Tolong ambilkan di atas meja.
Bu Karisma : Oh iya pak, sebentar Ibu ambilkan (beranjak dari tempat duduknya)
Priyo yang kebetulan lewat di depan kamar, sejenak berhenti di ambang pintu.

Adegan 3
Bu Karisma menghampiri dan kembali duduk di bangku dengan membawa plastik kosong dan dompet.
Bu Karisma : Pak, ternyata obatnya sudah habis. (tampak kebingungan)
Pak Edi : Yaaah Bu. Perasaan kemarin masih ada. Ya sudah, tolong bantu Bapak ke kamar mandi, Bu. (berusaha bangkit)
Bu Karisma : Iya Pak, mari. (lalu keduanya hendak beranjak ke kamar mandi)

Adegan 4
Masuklah Priyo untuk membantu ibunya.
Priyo : Biar saya saja, Bu. Mari, Yah. Saya bantu ke kamar mandi. (menggandeng tangan ayahnya)
Pak Edi : Lho, kok kamu tau ayah mau ke kamar mandi?
Priyo : Tadi saya kebetulan lewat, Yah.

Adegan 5
Sementara Bu Kharisma merapikan tempat tidur, Priyo dan Pak Edi keluar dari kamar mandi dan memasuki kamar.
Pak Edi : Terima kasih ya, Nak.
Priyo : Iya, Yah. (berlari menuju ke kamarnya sambil merenungkan apa yang baru saja Ibu dan Ayahnya bicarakan)

BABAK II
Di suatu pekarangan rumah warga.
Adegan 1
Priyo : Oooooo, maju tak gentar pantang menyerah tetap semangat. (menyanyikan lagu Bondan ft Fade2Black sambil memunguti kayu bakar)


Adegan 2
Sigit dan Ivan yang kebetulan lewat di depan pekarangan rumah tersebut hendak berangkat ke sekolah.
Ivan : Eh, Git. Itu bukannya Priyo yah? (mencolek-colek tangan Sigit)
Sigit : Iya bener, Van. Tapi ngapain dia pake’ baju seragam sambil munguti kayu bakar segala?
Ivan : Ayo kita tegur dulu aja dia..

Adegan 3
Ivan dan Sigit datang menghampiri.
Ivan : Hey, Yo! (melambaikan tangan)
Sigit : Ngapain kamu munguti kayu segala? Emang kamu nggak sekolah?
Priyo : Iya nih, aku lagi mbantu Ibuku ngumpulin uang. Insyaalah hari ini aku nggak masuk.
Ivan : Duwit? Buat apa? Kita kan masih kecil, nggak perlu mikir masalah duwit dulu kali. (menertawakan Priyo)

Adegan 4
Priyo : (tersenyum lalu meneruskan pekerjaannya) Ya nggak papa deh, kan niatku baik, Van.
Sigit : Kurang kerjaan banget sih kamu itu, kaya aku dong, duwit dari orang tua, tinggal pake, habis, minta lagi. (menertawakan Priyo lagi)
Priyo : Tiap orang kan beda-beda. Aku anak orang nggak mampu, jadi harus berusaha lagi biar dapet uang.

Adegan 5
Sigit dan Ivan pergi meninggalkan Priyo
Sigit dan Ivan : Emang iyaaa.
Priyo : astaghfirullah.... (menggelengkan kepala)

BABAK III
Di dalam kelas saat istirahat.
Adegan 1
Masuklah Satrio membawa permen dengan wajah bingung, lalu duduk di bangkunya.
Satrio : Hey, Nis ! Kamu tau ke mana Priyo? Sudah tiga hari dia nggak masuk sekolah. (menoleh ke bangku belakang)
Anisa : Aku nggak tau, Sat. Sakit mungkin. Tapi nggak juga sih, mana pernah si  Priyo sakit sampai tiga hari kayak gini? Kalau kamu, Fir? (wajah heran)
Firda : Aku juga nggak tau Nis, Sat. (menggelengkan kepala) kamu tau, Ma?
Rahma : Apalagi aku. (mengangkat bahu)


Adegan 2
Masuklah Ivan dan Sigit secara tiba-tiba.
Ivan : Lhoh, kalian nggak tau ke mana Priyo pergi ?
Satrio, Anisa, Firda, Rahma : (menggelengkan kepala)
Sigit : Yaah, ketinggalan berita banget sih. Priyo kan kerja munguti kayu bakar, buat mbantu biaya pengobatan ayahnya.
Satrio, Anisa, Firda, Rahma : Haaaaaah?
Anisa : Kalian tahu dari mana ?
Sigit : Kemarin, kemarinnya lagi, kemarinnya lagi, kami ketemu Priyo di pekarangan sebelah sawah tuh lagi munguti kayu.
Anisa : Trus kalian bilang apa?
Ivan : Ya aku bilang aku banyak uang lah, nggak perlu mungutin kayu bakar kaya dia. Kamseupay iuuuhhh...
Firda : Iiih, kamu jahat banget sih, harusnya kamu mbantu kek, kasih semangat kek. Malah mamerin kekayaan. Dasar... (merengutkan dahi)

Adegan 3
Bel berbunyi dan Bu Wily memasuki ruang kelas.
Bu Wily : Sekarang kita mulai pelajaran hari ini, buka halaman 21!
(Murid-murid kelas VIII-E mulai membuka buku pelajaran Bahasa Indonesia masing-masing)

Adegan 4
Bu Wily menghampiri bangku di mana Satrio dan Priyo duduk bersama
Bu Wily : Satrio, kamu tahu ke mana Priyo? Sudah tiga hari ini ia tidak masuk ke sekolah.
Satrio : Emm… anu Bu, Priyo itu...
Bu Wily : Priyo kenapa, Sat?
Satrio : Priyo tidak masuk karena dia kerja untuk membeli obat-obatan ayahnya.
Bu Wily : Kamu tahu dari mana?
Satrio : Saya dikasih tahu Sigit dan Ivan, Bu. Tetapi saya tahu di mana rumahnya. Nanti sepulang sekolah saya akan berkunjung ke rumahnya.
Bu Wily : Iya, bagus kalau begitu. Ibu akan ikut berkunjung bersama kamu.
Satrio : Baik bu.

Adegan 5
Setelah Bu Wily beranjak, empat anak itu melanjutkan percakapannya.
Firda : Eh, Sat. Aku, Rahma sama Anisa ikut juga boleh, kan?
Satrio : Dengan senang hati, Fir. (memasang wajah tersenyum) Eh, kalian berdua! (memasang wajah masam)
Ivan : Ya, ada yang bisa dibantu?
Rahma : Bisa dibantu bisa dibantu, kalian berdua harus ikut berkunjung ke rumahnya Priyo! Kalian nggak mikir apa kalau suatu saat orang tua kalian mengalami hal yang sama seperti orang tuanya Priyo! Mau dapat uang dari mana kalian? Kalian harus minta maaf ke Priyo!
Sigit : Baiklah, maafkan aku ya, Ma, Fir, Sat, Nis. Aku nggak akan ngulangi lagi kok. Janji.

BABAK IV
Di rumah Priyo
Adegan 1
Mengetuk pintu rumah Priyo
Bu Wily : Assalamualaikum..
Bu Karisma : Waalaikumsalam. Siapa? (teriak seseorang dari dalam rumah)
Bu Wily : Saya, Bu Wily. Wali kelas dari Priyo.

Adegan 2
Pintu dibuka.
Bu Karisma : Oh.. silahkan masuk, Bu, Anak anak.
Satrio, Firda, Anisa, Rahma, Sigit, Ivan : Terima kasih, Bu.
Bu Karisma : Silahkan duduk semuanya.

Adegan 3
Setelah semuanya duduk.
Bu Karisma : Ada apa ya, kok ramai-ramai ke rumah? (wajah bingung)
Bu Wily : Begini Bu, sudah tiga hari Priyo tidak masuk sekolah, saya mendengar cerita dari anak-anak, katanya Priyo bekerja untuk membantu membeli obat ya?
Bu Karisma : Iya, bu. Sudah berkali-kali saya larang, tetapi Priyonya masih saja keras kepala.

Adegan 4
Masuklah Priyo tiba-tiba dari dalam kamar ayahnya sambil menggandeng Pak Edi yang terbatuk-batuk lemah.
Priyo : Hai, teman-teman.
Satrio, Firda, Anisa, Rahma, Sigit, Ivan : Halo juga Priyo..
Priyo : Kalian apa kabar ?
Satrio, Firda, Anisa, Rahma, Sigit, Ivan : Baik priyo..

Adegan 5
Priyo duduk di antara ibu dan ayahnya.
Pak Edi : Terima kasih telah menyempatkan datang kemari melihat Priyo. Dia sudah
tiga hari tidak masuk sekolah karena ia bekerja mencari kayu lalu dijual ke pasar untuk mendapat uang.
Sigit : Maafkan aku, Yo. Aku jadi mengerti kenapa kamu memunguti kayu sambil mengenakan seragam. (tertegun melihat keadaan Ayah Priyo)
Rahma : Ivan, cepetan minta maaf ! (berbisik-bisik)
Ivan : Iya, Yo. Aku juga minta maaf. Lantas mau bagaimana lagi. Kamu tidak ingin ayahmu jatuh sakit, tetapi kamu juga ingin bersekolah. Seharusnya aku tidak mengejekmu kemarin.
Priyo : Iya, nggak papa kok, Van, Git.
Bu Wily : Priyo, orangtuamu tidak pernah memamaksa kamu untuk bekerja. Ibu juga tidak suka melihat kamu tinggal kelas. Mulai hari ini Ibu ingin kamu sekolah dengan baik. Kalau untuk biaya pengobatan ayah kamu, ini ada uang dari teman-teman sekelasmu.
Priyo : Alhamdulillah, terima kasih, Bu. Saya berjanji, mulai besuk saya akan masuk sekolah seperti biasa.
             
Semenjak saat itu, Priyo tidak pernah lagi bolos sekolah untuk bekerja. Dan kondisi ayahnya pun semakin membaik.

TAMAT

mohon maaf jika ada kesalahan, terima kasih telah berkunjung :)

Hasil Diskusi Mapel Bahasa Jawa


Pergaulan Bebas ing Gelanggang Muda-mudi

Materi
Wektu muda-mudi yaiku wektu manungsa pengin weruh kabeh bab. Mulane wektu-wektu ngene iki muda-mudi perlu bimbingan spiritual uga moral saka wong tuwa. Ing wektu kaya ngene muda-mudi gampang banget kepengaruh bab-bab kang negatif. Yen ngrembug muda-mudi ora bakal luput saka crita katresnan. Meh kabeh mudha-mudhi Indonesia ngalami kadadeyan kuwi. Sawijining cara ngatonake rasa tresna kuwi lumantar “pacaran”. Mbahas pacaran ing gelanggang muda-mudi jaman saiki ora luput saka cara carane. Pacaran wes dadi bab kang lumrah ing muda-mudi. Mahasiswa nganti bocah SD mulai pengin ngrasakake kepriye pacaran iku. Carane muda-mudi ngatonake rasa tresnane rena-rena. Saka kang biasa wae nganti kang ora bisa ditrima moral amarga nglanggar norma. Sawijining cara kang paling ora ditrima ing masyarakat yaiku pergaulan bebas.
      Pergaulan bebas yaiku cara ngatonake rasa tresna kang paling ora bisa ditrima ing norma masyarakat. Miturut Sigmund Freud, seks yaiku turunan saka lahir. Wiwit saka lahir manungsa wis diwenehi turunan seks. Kang “nggumunake” , Pacaran dianggep lumrah ing gelanggang muda-mudi. Geneya? Amarga iki ora luput saka media massa elektronik, kabudayan wong barat (westernisasi) utawa salah pergaulan. Wong-wong kang kurang ilmu agamane utawa kang kurang kedidik morale lan luwih kerep ndeleng acara TV dianggep dasar saka kelakuane. Mesti wae hal iki pengaruh marang muda-mudi lan luwih akeh pengaruhe.
       Sawijining faktor pergaulan bebas yaiku kurange tresna lan kawigaten saka wong tuwa, peranan agama lan kaluwarga penting banget. Mulane perlu padha terbukake anak marang wong tuwa lumantar komunikasi kang efektif. Mbok menawa kanggo panggon anake curhat, ndukung hobi kang dipenginake anake kayata olahraga, musik, seni lan sapanunggalane. Saengga muda-mudi lali kelakuan nyimpang saka norma kasebut.
    Perlune pendidikan kang ana hubungane karo kesarasan reproduksi. Perlune wadah kanggo nampa masalah reproduksi muda-mudi miturut kaperluane dhewe-dhewe. Pemerintah kudu teges mbrantas kasus-kasus pergaulan bebas. Pancen ora kabeh muda-mudi perlu diwenehi pengarahan iki amarga deweke wis mangerti norma-norma ing masyarakat. Nanging, muda-mudi labil emosine lan kawruhe, uga pengalaman kang diduweni isih ora bisa nggawe muda-mudi mlaku ing dalan kang bener. Pendidikan seks ing gelanggang muda-mudi durung kasil apa-apa. Bab iki kang marakake pergaulan bebas ing gelanggang muda-mudi luwih nemen maneh. Isih akeh kang marakake muda-mudi nglakokake pergaulan bebas.
            
Dampak pergaulan bebas ing gelanggang muda-mudi yaiku :
o  Dampak fisik
1.Wong wadon isore 17 taun, kang nglakoni seks bakalan kena resiko kanker serviks
2.Resiko ketularan penyakit HIV-AIDS kang bisa marakake kemandulan lan kematian
3.KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) / mbobot kang ora dipenginake saengga aborsi  bisa gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat saumur urip lan kematian.
o  Dampak Psikologis
Yen nglakoni seks sajabaning perkawinan bakal muncul rasa salah, murka, susah, getun, isin, ora duwe kanca, angel turu, kelangan percaya diri, kelangan konsentrasi, ora bisa nyepuroi awake dhewe, wedhi marang gusti Allah, halusinasi, lan sapanunggalane.

Cara saka pihak sekolah kanggo “pencegahan dini” saka pergaulan bebas muda-mudi :
1.Perlune kerja bareng antarane wong tuwa karo guru ngenani pendidikan moral para muda-mudi. Bab iki marakake pihak sekolah luwih ketat anggone ngajari urusan moral para muride
2.Para guru BK/BP/P2S kudu aktif nyegah lan ngajari moral lan etika marang para murid-muride lan menehi pitutur kang ajeg marang muride supaya orang ngulangi kadadeyan iku maneh
Cara saka kaluwarga kanggo “pencegahan dini” saka pergaulan bebas muda-mudi:
1.Perlune wong tuwa cedhak anake saengga nyiptakake hubungan kang harmonis lan anak-anake nuruti pitutur lan perintah saka wong tuwane. Para muda-mudi uga bisa jujur marang wong tuwane dhewe-dhewe.
2.Perlune wong tuwa ngawasi media massa kang dideleng anak-anake. Bab iki penting banget amarga saiki media kang digawe contoh para muda-mudi (anak-anake deweke) nggoleki trend.
Gawe para muda-mudi kanggo “pencegahan dini” saka pergaulan bebas :
1.Kowe pada kudu luwih selektif yen nggolek kanca dolan kang apik. Bab iki ora marakake kowe pada kaku yen kekancan, nanging bab iki bisa nggawe kowe luput saka bebayan pergaulan bebas.
2.Katonake tresnamu marang sang “pacar” lumantar hal kang positif. Bisa inspirasi nggawe novel utawa cerpen lan lagu. Bakal nggawe para muda-mudi luwih produktif lan bermanfaat kanggo kreatifitas.
Tata tertib diskusi :
1.Yen ngajokake pitakonan sawise moderator menehi kesempatan, aja nganti nyelani nalika narasumber njelasake
2.Pitakonan kang ditakokake kudu cocog karo topik kang lagi didiskusekake
3.Wayah menehi pitakonan kudu nyebutake identitas luwih dhisik lagi takon
4.Pitakonan kudune disusun kanthi ukara kang singkat lan gampang dimangerteni
5.Migunakake basa kang sopan
6.Ngurmati moderator, sekretaris, lan peserta nalika diskusi
7.Yen pancen salah, ora oleh nyumingkir
8.Ora oleh ngomong elek lan nyepelekake senadyan topike salah
9.Ora oleh mekso kahendak dheweke marang wong liya
Sumber :
·LKS MGMP Bahasa Jawa Kelas VIII Semester Ganep

Mohon maaf jika ada kesalahan, terima kasih telah berkunjung :)